Senin, 13 Juni 2011

Ekspor

Produk Jadi dan Industri Kreatif Perlunya berinovasi tidak lepas dari kondisi komoditas ekspor kita yang masih didominasi produk-produk bahan baku atau barang setengah jadi. Padahal, jika produk tersebut diolah, selain bisa meningkatkan nilai tambah, juga akan membangkitkan industri nasional yang mampu menyerap tenaga kerja baru. Inovasi perlu dukungan aktivitas riset dan pengembangan yang sejalan dengan kebutuhan industri. Dalam buku 100 Inovasi Indonesia, banyak hasil inovasi yang telah dikembangkan oleh Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang seperti BPPT, LIPI, Batan, Industri, bahkan masyarakat umum, yang siap diaplikasikan di sektor produksi, baik dalam upaya meningkatkan efisiensi dalam proses poduksi, meningkatkan kualitas produk, bahkan untuk memberikan nilai tambah sumber daya alam kita dengan pengembangan produk baru.

Dalam setiap produk yang dihasilkan suatu negara tersebut dapat dijual dengan kualitas yang bagus dan dapat di minati oleh berbagai macam kalangan yang ingin membeli dan menjualnya lagi ke pada konsumennya yang akan dijadikan suatu keutungan tersendiri,dalam peluang ekspor yang di hasil kan bukan hanya pembeli yang bisa merasakan dampak dari penjualan dan pembelian yang di lakukan oleh si pembeli yang bisa menguntungkan seperti negara di mana tempat dia tinggal tersebut dan menambah suatu visa tersebut juga,dan jangan di tanyakan apabila produk ekspor yang di beli bisa dapet kualitas yang dapat di hargai dengan harga yang tinggi dan banyak juga orang yang berani menjual nya kembali.
Contoh inovasi yang berpotensi menembus pasar dunia adalah apa yang telah dihasilkan oleh Linawati Hardjito dkk dari IPB yang telah mengembangkan ekstrak, proses pembuatan, penggunaan dan formulasi biji mangrove sebagai bahan aktif tabir surya. Potensi sumber daya alam kita yang satu ini sering terlupakan, padahal masyarakat kita secara tradisional banyak yang memanfaatkan biji mangrove untuk pelindung dari sengatan matahari. Keunggulan inovasi ini adalah menggunakan bahan dasar alami, ramah lingkungan dan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia. Walaupun masih memerlukan beberapa penyempurnaan seperti aroma agar lebih disukai oleh konsumen, namun hasil inovasi ini telah diincar oleh perusahaan asing dari Jerman. Industri kreatif telah menjadi salah satu industri unggulan yang berpeluang untuk pasar ekspor dan pasar domestik tentunya. Pemerintah melalui Departemen Perdagangan saat ini telah menyusun Road Map Industri Kreatif Nasional. Salah satu contoh adalah batik. Dalam upaya mendukung pengembangan industri kreatif batik, anak-anak muda dari Bandung (M Lukman dkk) telah mengembangkan inovasi tentang Proses Membuat Batik Fraktal, yang mampu menyatupadukan aspek seni tradisional dalam membuat desain/motif batik dengan sains dan teknologi, sehingga memungkinkan untuk menciptakan motif-motif baru secara cepat dengan beragam pilihan. Komputer merupakan alat bagi desainer batik untuk menghasilkan pola-pola baru. Indonesia punya peluang untuk membatikkan dunia, karena dengan software bisa membuat batik, dan membuktikan position batik yang kita punya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar